Pendampingan Nuril untuk Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Probolinggo

0
585
views

Probolinggo – Terjun ke masyarakat sebagai petugas pemberdayaan atau pendampingan, seringkali diidentikan dengan laki-laki. Namun nyatanya, perempuan juga mampu menjalankan peran tersebut dengan baik. Sebagaimana para tenaga pendamping perempuan dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Nuril Millati (37), pendamping perempuan Lokasi Layanan Pendampingan (LLP) Kabupaten dan Kota Probolinggo, memiliki pendekatan khas dalam menjalankan perannya. Ia lebih menggunakan pendekatan informal dibanding pendekatan formal, yakni bergabung dengan masyarakat yang tengah berkumpul santai. Pada kesempatan itulah Nuril menyelipkan edukasi, misalnya terkait permodalan dan manajemen usaha. Meski memberikan kesan hangat, Nuril tetap bersikap profesional terhadap pelaku usaha kelautan dan perikanan baik yang sudah menjadi debitur maupun masih calon debitur. Sedari awal secara tegas ia menekankan pentingnya membayar pinjaman.

“Awal yang selalu saya tekankan, ketika pelaku usaha mengakses dana LPMUKP tidak membayar, maka dia akan merugikan seluruh masyarakat Indonesia. Begitupun sebaliknya, jika dia membayar akan bermanfaat juga untuk masyarakat Indonesia. Utang itu harus dibayar, jadi tolong komitmennya,” tegas pendamping yang telah bertugas sejak 2017 itu.

Berbagai masukan dan informasi diberikan Nuril untuk kemajuan usaha debitur binaannya. Diantaranya mengajari mereka dalam menghitung keuntungan bisnis secara spesifik, mendorong pengurusan sertifikat halal dari MUI dan BPOM, serta pembuatan NPWP. Mereka juga diberi pengetahuan tentang cara perhitungan bunga perbankan. Ini supaya ketika sudah selesai masa pinjaman di LPMUKP dan ingin mengembangkan usahanya lagi dengan modal dari bank, mereka sudah bisa memahami sistim perhitungannya.

Sebagai istri dan ibu dari empat orang anak, Nuril memiliki tantangan tersendiri. Ia harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Setiap pagi setelah bangun tidur, ia terlebih dulu mempersiapkan keperluan anak dan suaminya. Barulah setelah itu ia berangkat menjalankan tugasnya sebagai pendamping. Setelah bekerja, malam hari Nuril masih mendampingi anak-anaknya belajar.

“Karena kewajiban orang tua untuk mendidik anak dan bagi saya pendidikan sebagai bentuk investasi saya,” ungkapnya.

Untuk manajemen kerja bulannya, biasanya Nuril menggunakan suatu pola kerja. Minggu pertama, ia berkordinasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, dinas-dinas terkait, dan bank mitra. Minggu kedua, ia sosialisasi dan pendampingan proposal calon debitur, kemudian minggu ketiga dan keempat melakukan monitoring dan penagihan debitur binaannya.

Untuk saat ini, Nuril ingin lebih fokus membantu pengembangan usaha debitur binaannya yang terdampak Pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan pendapatan mereka menurun drastis. Seperti dari usaha pemasar hasil perikanan, penjualan menurun drastis karena restoran dan rumah makan yang biasanya disuplai tutup. Belum lagi adanya Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tambahan biaya karena syarat tes antigen/PCR sebelum perjalanan. Hal ini tentunya berdampak pada nelayan dan pembudidaya karena harga hasil perikanan ikut turun. Namun, karena saat ini Covid-19 ditangani dengan baik, maka aktivitas kehidupan berangsur-angsur normal sehingga pelaku usaha kelautan dan perikanan dapat memaksimalkan usahanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here