Inovasi Usaha Perikanan Minhajul Aspian Dorong Gemar Makan Ikan di Kabupaten Pringsewu

0
297
views

Ikan merupakan sumber protein yang penting untuk kesehatan tubuh, namun tidak selalu mudah diakses masyarakat. Minhajul Aspian (35), telah menjadi pionir dalam menjembatani kesenjangan ini di Kabupaten Pringsewu, Lampung. Dengan modal awal Rp20 juta pada 2004 lalu, ia berhasil membangun usaha perikanan yang mendukung masyarakat untuk gemar makan.

Sejak di bangku sekolah, Amin telah terlibat dalam dunia perikanan. Dari membantu orang lain mengurus ikan, ia banyak belajar cara mengolah ikan. Dengan pengetahuannya yang mendalam tentang perikanan, ia pun memulai usaha pemasaran dan pengolahan ikan sendiri.

Saat ini, Amin telah menjadi penopang bagi lebih dari 130 individu yang turut memasarkan produknya. Ikan yang mereka dapatkan dari Amin biasanya dijual di pasar-pasar tradisional. Yang menarik adalah cara pembayaran yang ia tawarkan kepada para pelanggannya. Mereka dapat memilih untuk membayar langsung saat pembelian atau ketika ikan tersebut telah laku terjual di pasar. Fleksibilitas ini telah membantu masyarakat dengan berbagai tingkat keuangan untuk menikmati produk ikan yang berkualitas.

Dalam sebulan lebih dari 30 ton ikan segar yang ia peroleh dari Muara Baru Jakarta, bisa ludes terjual. Berbagai jenis ikan, seperti salem, tongkol, kembung, dan layang, tersedia untuk konsumen. Ikan tongkol dan ikan salem menjadi favorit utama masyarakat di Pringsewu dengan harga yang terjangkau.

“Biasanya kita jual Rp17.000 per kilogram untuk ikan tongkol, dan Rp19.000 per kilogram untuk ikan salem,” jelasnya.

Diakui Amin, diawal usahanya ia hanya bisa menyimpan ikan dalam freezer karena keterbatasan sarana. Selanjutnya salah satu langkah besar ia peroleh dengan dukungan dana bergulir untuk membangun cold storage. Dengan dukungan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), kini ia memiliki cold storage berkapasitas 50 ton. Ini memastikan kualitas ikan yang dipasok Amin tetap terjaga dan tersedia sepanjang tahun.

Namun, Amin tidak hanya berhenti pada penjualan ikan segar. Dia juga memudahkan akses masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dengan menjual produk olahan ikan pindang. Dengan harga yang terjangkau, masyarakat dapat membeli ikan pindang per buah, mulai dari Rp1.500 hingga Rp10.000 per buah.

“Karena beli ikan biasanya harus per kilogram. Tapi untuk pindang ini kalau punya uang Rp5.000-10.000 masyarakat sudah bisa beli dan makan ikan,” kata Amin.

Hal Ini merupakan langkah agar masyarakat dapat menikmati ikan tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Melalui upayanya ini, Amin diharapkan tidak hanya akan mengembangkan bisnisnya sendiri. Tetapi juga akan memberikan dampak bagi peningkatan peluang mata pencaharian dan taraf hidup masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here