LPMUKP Salurkan Pinjaman Modal Kerja Bagi Usaha Kelautan Perikanan di Kalimantan Barat

0
1560
views
Dok. Ist

PONTIANAK – Di tahun 2018 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) menyalurkan berbagai bantuan sarana prasarana dan permodalan usaha bagi pembudidaya ikan di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

Bantuan tersebut diantaranya berupa 7 paket budidaya ikan sistem bioflok, 4 unit excavator, 4 paket bahan baku pakan ikan mandiri, 150 ribu ekor benih ikan nila, 30 ribu benih ikan lele, benih ikan baung, mas dan jelawat masing-masing 10 ribu ekor, serta Rp. 3,655 milyar pinjaman permodalan usaha dari Lembaga Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP, setidaknya sekira Rp. 10 milyar rupiah nilai bantuan yang disalurkan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, beserta Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, menyerahkan secara langsung bantuan tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sambas dan Mempawah Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (16/11) lalu.

“Bantuan-bantuan ini merupakan wujud dukungan pemerintah dalam pengembangan usaha perikanan budidaya di Kalimantan Barat agar pendapatan masyarakat khususnya pembudidaya ikan meningkat,”ujar Slamet.

“Pendapatan pembudidaya ikan misalnya naik 8,9% dari semula Rp 3,03 juta menjadi Rp 3,3 juta per bulan pada tahun 2017,” lanjutnya

“Bantuan ini juga wujud kerjasama yang sinergis antara pemerintah dalam hal ini KKP dengan DPR RI khususnya komisi IV dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, semoga dukungan program semacam ini terus meningkat kedepannya,” tambah Slamet.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Daniel Johan mengapresiasi berbagai program yang disalurkan oleh KKP dan berharap adanya kerjasama yang baik dari seluruh pihak.
“Program akan berjalan dengan baik kalau ada kerjasama seluruh pihak. Mulai dari kepala desa, kepala dinas, bupati hingga Pak Dirjen bisa bekerjasama maka program dapat berjalan dengan baik,”ujar Daniel.

“Kami akan terus mendukung program-program KKP di bidang budidaya ikan yang menyentuh langsung bagi kesejahteraan masyarakat seperti pakan mandiri, budidaya ikan lele bioflok, bantuan benih ikan dan lainnya,”ungkap Daniel.

“Program-program dari KKP tersebut diharapkan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat yang bisa kami bantu sosialisasikan kepada masyarakat di daerah,” lanjutnya.

Dalam kunjungan tersebut juga dilakukan penebaran benih ikan di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum desa Pemangkat Kota, Kecamatan Pemangkat Kabupaten sambas dan Pondok Pesantren Babussalam Al Hasyimi Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah.

Masing-masing ponpes tersebut mendapatkan 1 paket bantuan budidaya lele sistem bioflok berupa 10 unit kolam bulat, 30 ribu ekor benih ikan lele, 3,4 ton pakan ikan, probiotik serta sarana penunjang seperti instalasi listrik, sistem aerasi, sumur bor dan budidaya sayur serta buah-buahan hidroponik.

“Ponpes Yayasan Al Ikhlas ini mendapatkan bantuan budidaya ikan lele sistem ponpes dan ini merupakan yang pertama di Kabupaten Sambas,” ujar Slamet.

“Bioflok merupakan suatu metode, bio artinya hidup dan flog adalah agregat-agregat yang dapat menjadi makanan lele, ini yang membuat budidaya menjadi makin efisien. FCRnya dari 1,6 menjadi 0,8-1,0 artinya untuk mendapatkan 1 kg ikan cukup dengan pakan 0,8-1 kg saja,” ujarnya.

“Bantuan budidaya ikan lele bioflok ini sengaja menyasar kalangan pesantren, untuk perbaikan gizi santri, karena konsumsi ikan santri saat ini masih cukup rendah, yaitu hanya 9 kg per kapita per tahun jauh di bawah angka nasional yang sudah mencapai 43 kg, sehingga dengan bioflok ini kita harapkan makan ikan santri dapat naik menjadi 16 kg per kapita per tahun,” jelas Slamet.

Sedangkan, Daniel Johan sangat mendukung dikembangkannya budidaya daya lele bioflok khususnya di Kabupaten Sambas.

“Semoga bantuan ini bermanfaat dan dapat membantu santri-santri yang kurang mampu. Selain mendapat ilmu agama yang baik, semoga santri-santri dapat belajar budidaya ikan yang baik,” harap Daniel dengan adanya budidaya ikan lele sistem bioflok.

“Kabupaten Sambas ini memiliki sumber air yang sangat melimpah, jadi sangat tepat dikembangkan budidaya ikan seperti lele bioflok,” dukungnya.

Sumber: JituNEWS.com

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here