Hoaks Hingga Leadership Adalah Tantangan Humas BLU

0
964
views

Pengelola kehumasan dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) mengikuti gathering Badan Layanan Umum (BLU) dari seluruh Indonesia. Dalam kegiatan itu, terungkap masih banyak persoalan yang menjadi pekerjaan rumah, mulai dari hoaks hingga masalah kepemimpinan.

“Begitu masifnya hoaks, sehingga kalau kita tidak meresponnya kita terasing,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari, melalui gathering yang berlangsung secara daring tersebut, Selasa (13/7/2021).

Kepada sekitar 800 peserta yang berasal dari 250 BLU dan peserta umum, Rahayu menyampaikan pentingnya kolaborasi komunikasi di antara sesama BLU, mulai dari narasi, isu, kanal, hingga komunikator. Kolaborasi tersebut, menurutnya, harus didukung oleh pimpinan, SDM, dan faktor penunjang lainnya.

Sementara itu, Okta Danang Diantama Senior Analis Media, Direktorat Jenderal Bea Cukai menyoroti pentingnya leadership dalam komunikasi, manajemen isu, dan manajemen krisis. “Harus ada kebijakan extraordinary ketika krisis. Kalau ada luka, semaksimal mungkin menghilangkan bekasnya,” tuturnya.

Demikian juga disampaikan Andi Kristanto, Kepala Subdivisi Umum LPMUKP, BLU di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kehumasan di lembaganya sangat menaruh perhatian besar pada masyarakat di masa pandemi. “LPMUKP menempatkan kehumasan sebagai garda terdepan dalam menyebarkan informasi. Dengan adanya sinergi antar BLU diharapkan meningkatkan sebaran informasi. LPMUKP sendiri tujuannya untuk mendukung visi menjadi lembaga yang profesional, akuntabel, dan transparan untuk kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan,” katanya.

Sebenarnya, tujuan utama dari gathering adalah untuk lebih membumikan berbagai kelembagaan BLU ke masyarakat luas. Seperti diungkapkan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Ari Wahyuni, selama 15 atau 16 tahun BLU melayani, masih banyak masyarakat belum mengetahui atau memahami bahwa BLU merupakan representasi pemerintah. “Hanya sekitar 53% masyarakat yang pernah mendengar kata BLU, 45% mengetahui apa itu BLU, dan 61% mengatakan belum pernah mendapatkan layanan BLU,” terangnya pada pembukaan acara.

Ari mengatakan kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahwa rumah sakit, kampus, pemberi bantuan kredit ultra mikro, hingga pemberi beasiswa, sebagian besar adalah BLU.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here