Tinggi Peminat, Kepiting Soka dari Langkat Jadi Andalan Ekspor

0
682
views

Langkat – Nilai produksi kepiting soka di Desa Dua Alur Baru Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat mampu menembus angka 2,6-3,2 Milyar dalam satu bulan. Kepiting dengan cangkang lunak ini jadi menu populer karena kemudahan cara mengkonsumsinya. Tak heran, bukan hanya diminati konsumen dalam negeri, hewan bercapit ini juga banyak diburu oleh konsumen dari mancanegara.

Komoditas ini fokus untuk dikembangkan guna memenuhi permintaan pasar ekspor mulai tahun 2011. Sejak itu produksinya terus didorong, salah satunya melalui optimalisasi lahan. Luasnya lahan tambak menjadi potensi untuk pengembangan binatang krustasea ini.

“Total area yang digunakan untuk pembesaran soka saat ini adalah 9,3 Ha dengan area penunjangnya seluas 60 Ha. Adapun untuk area yang potensial untuk dapat dikembangkan masih luas, yaitu sekitar 35 Ha,” jelas Fahreza penyuluh perikanan Kabupaten Langkat.

Dengan luas lahan tersebut setidaknya sebanyak 20-25 ton/bulan kepiting soka mampu diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor. Adapun negara yang menjadi tujuan ekspornya, yaitu, Eropa, Amerika, Jepang, serta berbagai negara lainnya di Asia.

Tingginya nilai produksi dari budidaya kepiting soka turut didukung dengan ukuran kepiting dari Langkat yang khas. Ukuran yang siap untuk dikonsumsi berkisar antara 130 – 150 gr. Ukuran ini sangat diminati oleh konsumen terutama dari Asia dan Eropa karena bobotnya yang ideal untuk memenuhi porsi satu orang.

Guna menghasilkan kepiting yang berkualitas dengan bobot yang ideal, mengelola tambak sebagai rumah kepiting menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Untuk menjaga rumah kepiting yang perlu dilakukan, yaitu memperhatikan kualitas air. Air yang digunakan untuk mengisi tambak haruslah bersih dan terbebas dari segala polusi dan limbah.

“Karena lokasi budidaya di sini bersinggungan langsung dengan perkebunan sawit, kualitas air harus benar-benar dijaga. Jangan sampai tercemar terlebih saat musim hujan. Solusinya pembudidaya tidak memasukan air saat itu karena khawatirnya air hujan yang mengalir membawa limbah dan masuk ke kolam,” terang Reza.

Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan Desa Dua Alur Baru Kecamatan Sei Lepan menjadi kampung budidaya dengan komoditas utama kepiting soka. Berbagai bentuk dukungan disalurkan oleh KKP, termasuk kesempatan untuk mengakses modal usaha yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) guna mengembangkan usaha.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here