Pembenih Ikan Nila Jadi Profesi Utama di Nagari Paninjauan Agam

0
787
views

Agam – Cepat mendapatkan hasil, pembenihan ikan nila banyak digeluti masyarakat Nagari Paninjauan, Agam, Sumatera Barat. Jutaan benih dihasilkan dalam satu bulan menjadi usaha potensial bagi masyarakat.

“Satu kampung pembenih semua, memang kehidupannya sehari-hari itu. Kalau saya lihat pembenihan menguntungkan, lebih cepat dapatnya,” tutur Safnelly Penyuluh Perikanan.

Untuk menghasilkan benih nila, diawali dengan pengembangbiakan yang dilakukan di dalam kobakan. Tempat tersebut digunakan induk jantan untuk memikat induk betina hingga terjadi pemijahan. Anak ikan yang masih berupa larva akan mengapung di atasnya untuk kemudian diambil. Sementara itu induknya tetap di kolam.

Setelah diambil, larva bisa langsung dibeli pendeder dengan harga Rp10/ekor. Ada juga yang dibesarkan terlebih dahulu sesuai permintaan pembeli lalu dijual. Semakin panjang ukuran, hargapun semakin tinggi.

Benih ikan nila memiliki harga yang bervariasi sesuai ukurannya. Untuk ukuran 0,5cm harganya Rp15/ekor dan 1cm harganya Rp20/ekor. Sementara ukuran yang lebih besar misalnya 6-7cm dihargai Rp300. Dalam pengemasannya, kantong dan oksigen disediakan oleh pembeli, bukan dari pembenih.

Produksi benih di Nagari Paninjauan terbilang banyak. Dalam kurun waktu satu bulan dihasilkan sekitar 24,5juta ekor larva, 14,7juta ekor benih ukuran 1-3cm, 7,9juta ekor benih ukuran 3-5cm, dan 5juta ekor benih ukuran 5-7cm.

Terkait penjualannya diakui penyuluh semakin meluas. Bukan hanya di Agam, tetapi sudah dikirim ke berbagai kota di Sumatera Barat. Bahkan menembus luar provinsi, seperti Medan, Pekanbaru, dan Jambi.

Guna meningkatkan kualitas benih yang dihasilkan, penyuluh perikanan mendorong para pembenih untuk melakukan sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Dengan adanya sertifikat ini pembeli juga akan lebih yakin mengenai produksi benih yang dihasilkan. Dampaknya penjualan akan semakin meningkat.

Selain sertifikasi, KKP juga memberikan akses modal bagi para pembudidaya melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Permodalan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sarana prasarana dan operasional untuk peningkatan kesejahteraan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here