Inovasi Debitur LPMUKP Probolinggo Digunakan Pengolah Garam Daerah Lain

0
1226
views

“On/Off Katup Gadis” adalah nama yang unik bagi inovasi yang dimiliki suatu kelompok usaha. Keunikan yang barangkali membawa berkah, sebab pada 2018 berhasil memenangkan lomba Inovasi Tingkat Provinsi Jawa Timur. Kini, buah karya pemanfaat pinjaman modal dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) itu diimplementasikan oleh banyak pengusaha serupa diberbagai daerah.

Suparyono bersama rekan-rekannya di Kelompok Usaha Garam Rakyat Kalibuntu Sejahtera 1 Desa Kalibuntu, Probolinggo, mulai memanfaatkan dana bergulir dari LMPUKP sejak 2017. Dana dipakai  sebagai modal membangun rumah simpan atau gudang dan pembuatan jalan cor untuk garam. Produksi garam super tidak boleh kontak langsung dengan tanah.

Selain untuk kebutuhan dasar berproduksi, sebagian pinjaman modal juga digunakan untuk pengembangan sistem On/Off Katup Gadis. Terbuat dari bambu, paralon, dan membrane UV, sistem ini sebenarnya sederhana, yakni meja kristal yang biasanya dari tanah, diganti geo isolator. Dipasang juga batang-batang bambu berukuran kecil panjang dan melintang dengan arah melebar. Dari atas bambu dipasang penutup dari geo isolator. “Jadi kalau turun hujan, tidak perlu khawatir gagal panen, yakni cukup meja kristalnya ditutup dengan geo isolator dan besoknya tinggal buka untuk dijemur lagi,” jelasnya.

Nama On/Off Katup Gadis adalah buka tutup garam jadi super. Sistem buka/tutup yang diterapkan kelompok Kalibuntu Sejahtera 1 ini telah diadopsi sejumlah daerah untuk mengantisipasi proses pengeringan garam selama musim penghujan. “Alhamdulillah, sistem ini sudah diadopsi oleh beberapa petani garam di luar daerah Probolinggo sejak Februari 2018,” kisah Suparyono.

Daerah lain yang sudah menggunakan sistem kristalisasi itu, antara lain Banyuwangi, Sumenep, Rembang, beberapa kabupaten di NTB, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Tak pelit ilmu, Suparyono kerap membagi ilmunya melalui media sosial. “Mereka banyak tertarik untuk menerapkan pola yang sama dan akhirnya saya mengajari mereka dan tidak ada royalti untuk saya, namun saya hanya meminta pencantuman nama on/off di nama depannya,” tuturnya.

Iapun gemar berbagi ilmu secara langsung, misalnya kepada anak-anak yang dianggapnya sebagai penerus. Dia ingin memperkenalkan cara membuat garam kepada mereka, agar kelak diantara mereka ada yang meneruskan menjadi petambak garam.

Berkat inovasi ini pula, Kalibuntu Sejahtera 1 lancar dalam pembayaran pinjaman ke LPMUKP karena petani bisa panen 1,5 ton garam dalam waktu tujuh hari dan mereka pun tetap bisa berproduksi saat masa pancaroba dan musin penghujan.

Suparyono yakin, bila produksi garam di Indonesia dapat berlangsung sepanjang tahun dengan menggunakan sistem on/off, produksi akan berlangsung terus tanpa terkendala cuaca sehingga harga garam petani tetap stabil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here