Bejo Merintis Budidaya Ikan di Mukomuko

0
910
views

Mukomuko – Dari Lampung pindah ke Mukomuko, Bejo sebenarnya ingin berkebun kelapa sawit. Oleh karena itu, ia membeli hutan untuk ditanami sawit yang hingga kini luasnya 12 hektare. Namun, ia melihat potensi perikanan budidaya yang bagus di kabupaten yang masuk wilayah Provinsi Bengkulu tersebut. Sebab masyarakat setempat banyak mengonsumsi ikan yang didatangkan dari luar daerah.

Di Mukomuko sendiri, belum ada yang membudidaya ikan, sehingga perputaran uang dari komoditi ini mengalir ke daerah lain. “Mukomuko ini perikanan masih nol. Jadi aku rintis. Mayoritas orang sini beli, makanya kesempatan,” katanya penuh semangat melalui telepon, Rabu (1/12/2021).

Lelaki kelahiran tahun 1963 ini bukan tanpa pengalaman dalam bidang perikanan. Semasa tinggal di Lampung, ia pernah memiliki usaha budidaya ikan yang kemudian diteruskan oleh anak pertamanya.

Nah, di tempat barunya, pada April 2017, mulailah ia merintis budidaya lele, nila, dan gurame mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Ada enam kolam di rumah yang belakangan sekaligus digunakan untuk percontohan ketika ada kunjungan orang untuk belajar budidaya. Selain itu, ada 10 kolam khusus pembenihan dan delapan kolam sewaan untuk pembesaran. Kolam yang rata-rata berukuran 16mx30m tersebut total luasnya dua hektare.

Penghasilan bersih Bejo dari usaha budidaya mencapai Rp13 hingga 15 juta perbulan. Pemanenan dilakukan bergilir setiap bulan. Prinsipnya adalah ketekunan, alhasil usaha berkembang, dari hanya menjual ikan konsumsi menjadi penjualan ikan hias koi dan arwana, benih, umpan, bahkan alat perikanan.

Tapi, dalam mengembangkan usaha, Bejo mengakui kerap terkendala dengan permodalan. Pada 2020, Bejo mencoba mengajukan pinjaman modal ke Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP). Lembaga yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu mencairkan pinjamannya pada Desember 2020.

(Bejo mengenakan batik dan celana biru, duduk di paling kanan)

Melalui modal yang baru diterimanya, Bejo lebih leluasa membeli pakan ikan yang harganya sedang tinggi-tingginya di awal tahun ini. Tapi, yang terpenting baginya adalah usaha budidaya ikan dapat terus berkembang, sehingga memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Mukomuko yang sebagian besar adalah buruh sawit musiman.

Bejo tak berhenti di situ. Ia kini menginspirasi anak-anak muda di daerahnya untuk juga menjadi pembudidaya ikan. Ia sangat ingin membuka pasar ikan khusus air tawar yang dapat digunakan sebagai tempat jual beli ikan. Bukan hanya pembeli individual, tetapi juga para tengkulak. Ia juga ingin membuat pakan tambahan racikan sendiri. “Gimana supaya Mukomuko perikanan bisa maju,” tekadnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here