Lembaga Pengelola Modal Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) melalui Direktur LPMUKP Syarif Syahrial mengunjungi salah satu debitur yang sedang melakukan aktivitas usaha pertambakan udang Vaname yang memanfaatkan lahan tidak produktif di wilayah pesisir untuk dialihkan pemanfaatannya menjadi tambak di Meulaboh, Kamis (2/8/2018).
“Kita siap untuk memberikan modal kepada para penggiat usaha di sektor perikanan dan kelautan guna memanfaatkan lahan agar lebih produktif berdekatan dengan bibir pantai,” ujar Direktur LPMUKP Syarif Syahrial saat berkunjung ke tambak Udang Vaname.
Syahrial menambahkan, dirinya melalui LPMUKP sangat mendukung dan siap memberikan modal usaha kepada masyarakat yang ingin meningkatkan pembukaan lahan untuk hal tersebut.
Pasalnya, masih banyaknya lahan terbengkalai di Aceh yang tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, khususnya pertanian, sebagai altenatif dalam memanfaatkan lahan tersebut dengan pembukaan lahan untuk area tambak.
“Masyarakat akan kita dampingi jika berminat, mulai dari pembuatan proposal untuk memperoleh modal hingga usaha tersebut tumbuh mandiri akan tetap kita dampingi,” tambah Syahrial.
Dalam hal pasar Udang Vaname, minat pasar lokal masih belum mendukung dalam hal pemasaran. Namun tidak pada pasar internasional, Permintaan Udang Vaname cukup tinggi, dengan begitu Indonesia dapat mampu bersaing dengan negara lain dalam penjualan Udang Vaname.
Pemanfaatan lahan untuk tambak juga akan mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, hal itu dapat dilihat dengan adanya salah satu tambak yang dapat menyerap tenaga kerja lokal hingga mencapai puluhan orang. Budidaya vaname dengan teknologi modern ini menjadi satu-satunya yang ada di Barat Selatan Aceh.
Pengusaha tambak Amiruddin mengatakan bahwa tambak udang Vaname miliknya menjadi pusat perhatian, dikarenakan selain menggunakan teknologi modern dan perawatan yant terkontrol, pengelolaan limbah tidak mencemari lingkungan sekitar area tambak.
“Artinya SOP kita jangan sampai membuat lingkungan sekitar rusak, untuk itu kita akan terus memantau perkembangannya jangan sampai merugikan apalagi merusak ligkungan,” tutur Amir.
Tambak yang berlokasi di Desa Suak Pandan seluas 20 hektar itu menjadi tambak udang Vaname terbesar di Barat Selatan Aceh, sehingga penyerapan tenaga kerja lokal juga meningkat. Bahkan, para pekerjanya juga akan terus dilatih untuk ditingkatkan Hard Skillnya dalam pengelolaan tambak, sehingga nantinya akan terus berkembang.
“Bukan hanya bekerja saja tetapi juga kita latih ke luar agar dapat meningkatkan kemampuan dalam budidaya udang vaname, apalagi pasarnya memany sangat memberi dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi,” tandasnya. (Humas/LPMUKP)
untuk syarat-syarat nya agar bisa mendapat pembiayaan dalam sektor budidaya udang vaname secara teknis bagaimana ya itu?
Selamat pagi Bapak/Ibu mengenai informasi detail prosedur pengajuan dapat menghubungi pendamping kami di dinas kelautan dan perikanan kota/kabupaten sesuai dengan domisili Bapak/Ibu saat ini. Terimakasih