Sorong – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung berkesempatan mengunjungi Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Papua Barat, Sabtu (17/3). Dalam kunjungannya, Menteri Susi sedikit memberikan arahan umum kepada seluruh mahasiswa Poltek, taruna/i SUPM, dosen dan guru.
Dalam arahan tersebut, Menteri Susi berpesan kepada seluruh mahasiswa Poltek Sorong agar menjadi ahli kelautan dan perikanan yang dapat diandalkan bangsa dan negara.
“Kalian di didik untuk menjadi ahli-ahli kelautan dan perikanan, dan bubidaya. Ibu berharap nanti kalian bekerja di perusahaan-perusahaan yang benar. Yang benar itu dalam arti kata bukan perusahaan illegal fishing, perusak lingkungan, menyelundupkan barang-barang terlarang. Kalian juga harus bisa menjaga (laut beserta isinya),” ucapnya.
Mahasiswa Poltek KP Sorong juga diharapkan dapat meningkatkan riset di bidang kelautan dan perikanan untuk mendorong peningkatan kualitas bibit ikan dan menyediakan bantuan inovasi lain bagi stakeholder perikanan.
Menteri Susi menegaskan bahwa generasi muda wajib ikut mengawal tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang diusung pemerintah, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Generasi muda juga diminta untuk mempelajari teknik perikanan dan membaca situasi di lapangan.
“Kalian nanti akan jadi pelaut-pelaut ulung yang belajar penangkapan ikan, engineer-engineer. Jangan tahu engineering saja, tapi juga tahu situasi pada saat kamu kerja di kapal-kapal baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur dia.
Menteri Susi menambahkan bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara terdepan dalam pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Setidaknya, lebih dari 500 kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia tanpa membayar pajak dan merusak lingkungan berhasil dihilangkan dari Perairan Sorong.
Menteri Susi juga mengharapkan kepada seluruh mahasiswa Poltek Sorong untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada seluruh nelayan Indonesia mengenai pentingnya menjaga laut. Pasalnya, masih ada saja nelayan local yang merusak laut dan ekosistemnya melalui praktik penggunaan alat tangkap tidak ramah.
“Kasih tahu kawan-kawan, bapak-bapak, dan paman-paman kalian, enggak boleh lagi ngebom, akibatnya ikan kita habis karang kita hancur. Kata orang kalau kita punya ilmu tidak ditularkan itu seperti pohon tidak berbuah. Jadi, kalian sudah dapat ilmu itu harus ditularkan kepada orang lain,” tegasnya.
Masalah kebersihan laut juga menjadi perhatian khusus Menteri Susi. Pasalnya, Ia menemukan pelabuhan yang dipenuhi sampah plastik. Ia juga mengharapkan seluruh mahasiswa Poltek KP Sorong untuk turut aktif kerja bakti membersihkan lingkungan dari sampah plastik.
“Kita mulai budaya plastik tidak boleh dibuang sembarangan, apalagi ke sungai atau ke laut. Kita ini sudah menjadi negara kedua penyumbang sampah laut terbesar di dunia. Nanti suatu hari lebih banyak plastik daripada ikan di laut kita,” ungkapnya.
Menteri Susi menjelaskan bahwa sudah saatnya nelayan-nelayan Indonesia membentuk koperasi atau UMKM. Pemerintah telah menyediakan akses dalam pinjaman modal usaha kelautan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP).
“Munculkan kewirausahaan di kepala kalian, jangan cuma jadi pegawai-pegawai saja. Kalau tidak mau jadi ABK di kapal-kapal ikan asing, jadilah pengusaha dengan kapal 10 atau 11 meter dulu. Pengetahuan kalian sudah punya, nelayan itu sebuah profesi yang terhormat, kalau kalian punya kapal 11 meter saja dapat ikan 10-15 kg per hari saja itu sudah lebih baik daripada jadi ABK kapal,” jelasnya.