Optimalisasi Kualitas Pakan Budidaya Ikan

0
368
views

Dalam usaha budidaya ikan, pakan menjadi hal terpenting yang harus dipenuhi. Sayangnya, biaya yang diperlukan tidaklah sedikit, bisa menyentuh angka 70 persen dari modal yang dimiliki.

Salah satu solusi untuk menekan pengeluaran terbesar itu adalah fermentasi pakan. Cara ini bahkan dapat meningkatkan metabolisme ikan dan mempercepat pertumbuhannya.

“Fermentasi inikan untuk mempermudah proses metabolisme tubuh di ikan. Dari segi bobot sama efisiensi pakannya lebih bagus, kebanyakan rata-rata menghemat 20-25 sak dalam 1 siklus. Hasilnya lebih banyak, ikannya jadi gemuk-gemuk,” ungkap Andika Rahman, salah satu Penyuluh Perikanan di Bengkulu Utara.

Sebagai contoh fermentasi pakan untuk ikan nila. Terhitung untuk 3 liter hasil fermentasi bisa dicampurkan dengan 1,5-2 sak pakan, ditambah dengan 2 gayung air, lalu diaduk, kemudian barulah bisa diberikan sebagai pakan. Total biayanya hanya Rp25.000, sangat murah jika dibandingkan harus mengeluarkan 20-an sak pakan dengan total biaya lebih dari Rp600.000

Pentingnya fermentasi pakan untuk diimplementasikan oleh seluruh pembudidaya dapat diwujudkan dengan kehadiran penyuluh perikanan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pengembangan usaha.

Penyuluh perikanan sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga dapat mendampingi pengajuan akses permodalan ke Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).

Sementara itu, di Desa Gempoldenok, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah untuk pakan ikan lele dapat dikombinasi antara pakan pabrik dan mandiri. Tentunya dengan manajemen yang tepat sehingga bisa menguntungkan.

“Bisa menggunakan bahan baku yang gampang diperoleh seperti dedak, ikan rucah dan/atau ikan asin. Selain itu bisa juga menggunakan jagung,” tutur Rofigqoh Nur Su’udiyah, Penyuluh Perikanan Kabupaten Demak.

Bahan pakan tersebut dapat diberikan ke ikan setelah melalui proses penggilingan atau diberikan secara langsung. Namun, perlu dipastikan kebersihannya agar tidak ada bakteri berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan ikan.

Selain itu pemberian pakan juga perlu diperhatikan, yakni 30 persen dari total bobot masa ikan di kolam. Lele siap di panen saat usia pembesarannya menginjak kurang lebih 90 hari dari masa tebar bibit.

Selain dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, lele juga diharapkan dapat meningkatkan kegemaran masyarakat mengonsumsi ikan karena harganya yang terjangkau. Usaha budidaya lele terus didukung oleh KKP untuk dapat dikembangkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here