Jakarta – Namanya juga Kepulauan Selayar, tentu saja kabupaten ini terdiri dari banyak pulau yang terpisah lautan. Tapi, bagi Daeng Sitaba dan Husni Aryani, kendala dalam akses pendampingan mereka atasi dengan memanfaatkan media sosial yang ternyata sudah cukup akrab di keseharian para nelayan setempat.
“Ada grup-grup kabupaten di facebook yang anggotanya berbagai kalangan, di antaranya penyuluh, kadis-kadis, dan pejabat pemda. Di grup tersebut, info seputar LPMUKP, termasuk video-video dibagikan agar masyarakat bisa lebih paham tentang LPMUKP,” tutur Desta, panggilan akrab Daeng Sitaba, melalui sambungan seluler, Sabtu (29/5/2021).
Lulusan S1 Perikanan Universitas Hasanudin itu merasakan sebuah tantangan untuk mendapatkan ilmu baru dengan bergabung menjadi pendamping Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Terutama kondisi geografis tempat tinggalnya di selatan Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari gugusan pulau-pulau. Dari 132 pulau, terdapat 33 pulau yang berpenghuni yang dibagi ke dalam 11 kecamatan.
“Merasa senang, karena bisa menyatu dengan masyarakat. Belajar dengan mereka, bersungguh-sungguh. Ketika punya anak menyekolahkan, menafkahi keluarga, dengan laut mereka hidup,” kata Desta, yang menjadi pendamping sejak tahun 2019.
Meski demikian, Desta menyadari tak mudah menjalankan tugas sendirian. Beruntung Ia memiliki Husni yang juga berprofesi sebagai pendamping LPMUKP sejak tahun 2018. Mereka berdua bersepakat untuk membagi wilayah pendampingan. Husni kebagian Kecamatan Bontomatene, Buki, Bontomanai, Benteng, Bontoharu, dan Bontosikuyu. Sedangkan Desta mendampingi Kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, Taka Bonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena yang termasuk pulau-pulau kecil.
Tugas berat mengelilingi pulau-pulau kecil terkadang disertai bonus tantangan adanya debitur yang kesulitan membayar cicilan. Bagi Husni, saat itulah ia benar-benar memfungsikan diri sebagai pendamping untuk mencari solusi.
“Jika ada debitur yang sulit membayar cicilan, saya mencari permasalahan kenapa terjadi penunggakan, setelah itu mencari solusi yang terbaik, agar bisa terselesaikan pembayaran dan memberikan pengertian sebagai jalan keluar agar bisa mencicil sedikit demi sedikit,” jelasnya.
Sementara solusi demi solusi ditemukan untuk mengatasi berbagai persoalan debitur, Desta dan Husni tetap mencari debitur baru yang potensial. Lagi-lagi, berkat media sosial, informasi keberadaan program LPMUKP menyebar masif ke para pelaku usaha kelautan dan perikanan di Selayar. Lewat jejaring media sosial, informasi seputar kemudahan permodalan LPMUKP, juga jadi perbincangan dari mulut ke mulut warga setempat.