Kabupaten Buru dikenal dengan kekayaan dan pesona alamnya yang memukau. Di tengah keindahan alam tersebut, Harmad Sanimu (40) meneruskan jejak orangtuanya untuk menjadi nelayan. Ia berhasil memanfaatkan sumber daya laut yang melimpah di wilayahnya untuk menciptakan peluang pekerjaan dan pengembangan ekonomi nelayan.
Perjalanan Harmad dimulai dari usaha penangkapan ikan pada 2008 lalu. Kini, selain menjual hasil tangkapannya sendiri, ia juga turut membeli hasil tangkapan nelayan setempat untuk selanjutnya dipasarkan ke berbagai wilayah.
Adapun jenis ikan yang biasanya dijual oleh Harmad mencakup ikan layang, tuna, dan juga tuna loin. Dalam seminggu, sedikitnya 2-3 ton ikan dikirim dalam dua kali pengiriman. Sebagian besar hasil tangkapannya pun diekspor, dengan ikan tuna loin kelas A dan B menjadi komoditas utama yang dikirim.
“Permintaan tertinggi biasanya untuk ikan tuna loin jenis yellowfin, dengan harga jual sekitar Rp70.000-Rp80.000 per kilogram,” ujarnya saat diwawancarai Selasa, (5/9/23).
Dalam menjalankan usahanya Harmad seringkali mengalami kekurangan pasokan listrik yang bisa mengganggu es untuk penyimpanan dan pengemasan ikan. Namun, kendati demikian ia berkomitnmen untuk menjaga kualitas ikan yang dijualnya. Dia melakukan proses pengemasan dan pemotongan ikan dengan cepat untuk memastikan kualitas tetap terjaga.
Selain itu, bagi Harmad menjaga keberlanjutan ekosistem laut juga menjadi prinsip terpenting yang dilakukan dirinya dan juga nelayan lain di Buru. Menurutnya hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab manusia yang sudah sepatutnya untuk menjaga kekayaan sumber daya laut.
“Kami juga berusaha untuk tidak membuang tulang dan kepala ikan ke laut, sebagai upaya untuk menjaga habitat ikan agar terus terjaga,” tambahnya.
Dalam upayanya untuk mengembangkan usaha, Harmad turut memanfaatkan modal usaha dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Hasilnya, ia berhasil memperoleh armada dan alat tangkap lainnya yang mendukung kegiatan penangkapannya. Selain itu, kini sedikitnya 40 nelayan di Buru juga turut merasakan manfaatnya dengan bisa lebih mudah menjual hasil tangkapan.