Lebih Menguntungkan, Nila Salin Jadi Fokus Budidaya

0
805
views

Indramayu – Memiliki berbagai kelebihan, budidaya nila salin menjadi magnet baru usaha perikanan di Indonesia. Termasuk di Indramayu Jawa Barat, komoditas ini banyak dibudidayakan khususnya di wilayah pesisirnya. Bahkan, bisa mengalihkan fokus usaha pembudidaya yang semula pada udang dan bandeng.

Nila salin merupakan jenis nila unggul yang sebelumnya telah melalui proses adaptasi dari salinitas 0 ppt (tawar) ke salinitas mencapai 20 ppt (payau). Ikan ini memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, mudah dibudidayakan, dan pertumbuhannya cepat.

“Kalau nila salin sekarang hampir berkembang di semua kecamatan. Selain harganya bagus, stabil, dia juga waktu pemeliharannya lebih cepat,” ungkap Sunarto Koordinator Penyuluh Perikanan, Senin (19/9/2022).

Menurut pengamatannya, budidaya nila salin booming semenjak budidaya udang jarang berhasil dan pertumbuhan bandeng lambat. Terlebih harga pakan yang cenderung naik. Tak ayal jika kemudian banyak tambak yang dialihfungsikan untuk membudidayakan nila salin.

“Berhubung di udang tingkat kegagalannya tinggi saya beralih ke nila, permintaan pasar banyak. Masih untungan di nila sih kalau dikalkulasi terhadap udang,” kata Sutani (32).

Ia mengatakan, untuk ukuran tambak 5000m2 padat tebarnya 20 ribu benih dengan ukuran 6-7cm. Pakan yang diberikan berupa pelet di mana untuk menghasilkan 1kg daging membutuhkan 1,2kg pakan. Seminggu sekali ikan dikontrol pertumbuhannya apakah mengalami penambahan berat atau tidak. Disamping untuk memantau jumlah pakan yang dikeluarkan dan mengecek penyakit yang mungkin muncul.

Dalam waktu sekitar 3 bulan, sebanyak 2-3 ton nila salin siap dipanen. Harganya Rp19,5-20 ribu/kg. Artinya, minimal omzet yang ia peroleh sebesar Rp39 juta untuk setengah hektare lahan budidaya.

Terkait pemasarannya para pembudidaya tidak kesulitan. Ada yang melakukannya sendiri, ada yang melalui pengepul dengan berbagai tujuan pasar. Diantaranya lokal Indramayu, Serang, Cilegon, Sumedang, Cilacap, Semarang, hingga Jakarta.

Dengan semakin meningkatnya produksi nila salin di Indramayu, pembudidaya berharap pemerintah terlibat dalam stabilisasi harga. Terlebih saat musim panen raya harganya bisa sangat turun. Selain itu, permodalan sangat diperlukan agar bisa terus memenuhi kebutuhan. Utamanya pakan yang harganya tidak murah. Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan hadir melalui satuan kerjanya Lembaga Pengelola Modal Usaha (LPMUKP) memberikan fasilitas pinjaman modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here