Koperasi Pugar Ronggolawe Makmur, sejak tahun 2015 membuktikan perannya sebagai penghubung utama antara petani garam dan pasar. Dalam upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam, koperasi di Kabupaten Tuban ini berhasil menangani permasalahan harga garam yang pernah merosot hingga Rp225-Rp275/kg pada tahun yang sama.
Terbentuk dari Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR), mereka merasa perlu untuk mencari solusi yang efektif dalam menghadapi fluktuasi harga garam. Untuk meminimalisir kerugian bagi petani garam, mereka berkolaborasi dengan Dinas Perikanan untuk membentuk sebuah badan usaha yang lebih terstruktur, yaitu koperasi.
Menurut Manggala Yani Saputra (33) Manajer Koperasi Pugar Ronggolawe Makmur, saat ini sebanyak 42 petani garam telah bergabung ke koperasi. “Dengan Koperasi tentu dapat menembus pasar-pasar pabrikan dan mendapatkan harga yang lebih tinggi. Hal ini tentu memberikan dampak positif kepada petani,” jelasnya.
Untuk mendukung produktivitas, saat ini pabrik garam milik koperasi telah dilengkapi dua mesin dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton per tahun. Koperasi pun memiliki dua Gudang Garam Nasional (GGN) berkapasitas 4.000 ton untuk menyimpan persediaan garam. Tak hanya itu, sertifikasi ISO 9001:2015 telah dikantongi pabrik garam, sebuah standar internasional yang mengukuhkan komitmen mereka terhadap mutu produk dan kualitas layanan.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas produksinya, koperasi mendapatkan dukungan dana bergulir dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Dukungan ini digunakan untuk perawatan mesin, pembangunan pabrik, serta kebutuhan operasional lainnya.
Selain itu, koperasi juga memberikan bantuan kepada anggota yang ingin memproduksi garam tetapi memiliki modal yang terbatas. Seperti meminjamkan modal melalui sarana pendukung. Adapun untuk pengembalian modal nanti dapat dibayarkan petani dengan hasil garam ekstraksi yaitu bahan baku industri garam bagi koperasi.
Mengenai harga jual saat ini garam dibanderol sesuai dengan jenisnya. Untuk garam krosok Rp1.500 per kg, Rp1.800-2.000 per kg untuk garam pupuk, Rp4.000 per kg untuk garam pakan ternak, dan Rp3.500-4.000 per kg untuk garam konsumsi. Selanjutnya, hasil produksi garam biasanya dijual ke industri garam di berbagai wilayah tanah air.
“Ke Lampung, Sumatera, Jakarta, Pati, Surabaya, Sidoarjo, Kalimantan, ke Sulawesi juga. Paling banyak terutama ke Surabaya,” tambahnya.
Ke depan, Koperasi Pugar Ronggolawe Makmur terus berupaya untuk menjadi tulang punggung dalam meningkatkan pendapatan petani garam, menjembatani mereka ke pasar-pasar yang lebih luas, dan memperkuat sektor garam di Indonesia.