Kepercayaan Kunci Sukses Debitur LPMUKP

0
796
views

Jakarta ─ Menjaga kepercayaan adalah kunci sukses Nurhamid sebagai pengepul ikan tuna dari para nelayan yang menjadi mitranya. Ia selalu menepati jadwal pembayaran, sehingga kerjasama yang saling menguntungkan tetap berjalan.

“Cari kepercayaan dengan nelayan, kita harus komitmen. Kalau ada besok ya besok, sekarang ya sekarang. Misal perjanjian pembayaran tanggal 25, ya sebelum tanggal 25 sudah ada,” cerita pemanfaat dana bergulir dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) itu saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (21/8/2021).

Pelaku usaha kelautan dan perikanan asal Gorontalo ini sebenarnya juga menangkap ikan tuna sendiri. Meski demikian, dengan adanya permodalan, ia juga membeli hasil tangkapan para nelayan yang kemudian dipasarkannya kembali.

Ia mengaku senang mendapat kepercayaan nelayan. Baginya, untung sedikit tidak masalah yang penting pembayaran tetap lancar. Ia juga harus jujur dalam menggolongkan ikan yang disetor nelayan. Ikan benar-benar digolongkan sesuai kualitas dan ukurannya. “Kalau ikan grade A ya A, kalo B ya B. Kalau kerja, sportif saya,” tegasnya.

Kepercayaan juga ia jaga dalam menyikapi bantuan tujuh kapal yang pernah diterimanya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ia boleh manfaatkan kapal-kapal tersebut secara maksimal. “Yang penting dioperasikan, kalau tidak nanti diambil gimana,” katanya.

Sebagai debitur LPMUKP, Nurhamid menerima pinjaman modal pada November 2020. Dana digunakan untuk menambah modal agar usahanya bangkit kembali. Usahanya sempat macet, akibat perusahaan yang membeli tuna menunggak pembayaran hingga empat bulan lamanya. Padahal, operasionalnya tetap berjalan dan ia juga harus membayar ke para nelayan mitranya.

Berdasarkan pengalaman itu, ia berusaha untuk memperluas pasar, termasuk bermitra dengan pengekspor tuna ke Jepang dan Amerika. “Harus punya pasar lain, kalau gak saya rugi. Begitu ikan datang banyak, kita bagi,” jelasnya.

Usaha Nurhamid pun melesat. Pada saat musim ikan, ia sampai menyewa 15 kapal tambahan dari Sulawesi Barat yang seluruh biaya operasional ditanggungnya sendiri, antara lain upah, makan awak kapal, serta bahan bakar minyak (BBM).

Alhasil, tak hanya dirinya dan para nelayan yang berkembang, pengembalian pinjaman modal ke LPMUKP pun berjalan dengan lancar. “Saya usaha kan harus maju, kalau gak maju saya malu,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here