JAKARTA 25/4 – Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) fokus pada penyaluran dana bergulir untuk usaha di sektor kelautan dan perikanan. Sesuai visinya, Satuan Kerja (Satker) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini, ingin menjadi lembaga pengelola modal usaha yang produktif untuk membantu kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Visi yang sepenuhnya berpihak kepada masyarakat kecil sektor kelautan dan perikanan tersebut, diimplementasikan melalui salah satu misi lembaga, yakni mengelola dana modal usaha kelautan dan perikanan secara profesional, akuntabel, dan transparan.
“Tercatat sejak 2017 hingga Maret 2021 ini, BLU LPMUKP telah menyalurkan dana bergulir mencapai Rp699.225.073.490. Bantuan permodalan itu telah dirasakan manfaatnya oleh 19.206 pemanfaat dari berbagai sektor kelautan dan perikanan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia,” ujar Direktur BLU LPMUKP Syarief Syahrial dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/4/2021).
Penerima bantuan modal terbanyak adalah Jawa Barat mencapai Rp118.354.000.000. Diikuti Jawa Tengah dengan Rp106.117.000.000. Syarief menjelaskan, alasan diberikannya porsi terbesar kepada dua provinsi di Pulau Jawa ini, mengingat banyaknya penduduk setempat yang menjalankan bidang usaha perikanan budidaya, maupun pengolah dan pemasar hasil perikanan.
Sedangkan dari bidang usaha yang diberikan dana pinjaman, pembudidayaan ikan merupakan penerima dana terbanyak sejak 2017, yakni mencapai Rp368.176.655.000. Sementara itu, bidang usaha penangkapan ikan ada di nomor dua dengan bantuan dana mencapai Rp236.012.440.000. Disusul bidang pengolah dan pemasar hasil perikanan sebanyak Rp152.479.783.490.
Lebih lanjut Syarief menjelaskan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu sangat mempengaruhi perekonomian nasional. Tak terkecuali pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan. Namun, BLU LPMUKP tetap hadir sebagai bagian dari pemulihan ekonomi di Tanah Air.
Hal tersebut, sambungnya, dibuktikan dengan keberhasilan pemanfaat bantuan bisa bertahan di masa sulit sekarang ini. Bahkan, ada debitur yang mampu mengembangkan bisnisnya dengan memperluas pasar ekspor. Dari semula hanya Asia, kini merambah pasar Amerika Serikat.
“Bisa ekspor di tengah pandemi itu satu harapan sektor perikanan menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi,” imbuhnya.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sendiri dirancang oleh pemerintah untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan miskin, serta mendukung dunia usaha agar tidak makin terpuruk. Di sektor kelautan dan perikanan, BLU LPMUKP terus berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lewat perpanjangan tangan sekitar 200 pendamping yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara, lembaga menargetkan penyaluran Rp600 miliar tahun ini. Tak lain dan tak bukan, harapan BLU LPMUKP ingin semakin banyak masyarakat sektor kelautan dan perikanan menerima manfaat dari pinjaman modal yang digulirkan.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam banyak kesempatan menyerahkan langsung bantuan pinjaman modal dari BLU LPMUKP ke penerima. Terbaru, diberikan Rp2,8 miliar secara simbolis kepada pelaku usaha perikanan di wilayah Jambi pada Jumat, 23 April 2021.
Dalam arahannya saat itu, Menteri Trenggono meminta jajarannya memberikan pendampingan penuh kepada pelaku usaha perikanan, khususnya penerima bantuan pinjaman modal. Tujuannya agar membantu penerima bisa berhasil menjalankan usaha sehingga kesejahteraan mereka meningkat dan dana yang dipinjamkan dapat kembali sesuai waktu yang ditentukan.
Kelancaran pembayaran menurutnya sangat penting, sebab dana akan digulirkan lagi untuk membantu pelaku usaha kelautan dan perikanan yang lain.