Inspiratif! Petani bandeng, Muhammad Nur Safik, telah membuktikan bahwa fokus dan tekun dalam budidaya bandeng dapat mengantarkan pada kesuksesan gemilang. Selama lebih dari 15 tahun, Safik dengan penuh dedikasi menggeluti usaha ini, dan hasilnya sungguh menakjubkan. Dari mengelola 13 tambak, pendapatannya mencapai ratusan juta rupiah!
“Saya panen setiap empat bulan, dari satu tempat bisa memperoleh Rp10-15 juta bersih, bahkan ada yang mencapai Rp30 juta. Setiap bulan minimal harus ada panen di dua tempat,” ungkap Safik bersemangat.
Budidaya bandeng telah menjadi mata pencaharian utama bagi Safik. Ikan-ikan ini dirawatnya dengan sepenuh hati. Proses dimulai dari penyiapan tambak dengan teliti. Safik memastikan tanah yang dipilih bebas dari hama dan dikeringkan selama satu minggu. Selain itu, tanggul-tanggul juga diperbaiki agar kokoh dan aman.
“Pertama air dimasukan ke tambak, lalu dikeluarkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar garam. Jika tidak, benih bandeng akan mati. Jadi kita harus mengganti airnya, baru kemudian memasukan benih bandeng,” jelas Safik yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdakan Tanggul Penangkis.
Dalam rutinitasnya, bandeng-bandeng ini diberi pakan berkualitas baik secara rutin, satu kali sehari. Namun, Safik juga membiarkan ikan-ikan ini menikmati klekap dan plankton alami yang ada di tambak.
Saat berkunjung ke tambak, pengecekan kondisi air, tanggul, dan hama juga dilakukan. Ia mengakui rebon sebagai hama yang sangat berbahaya karena menyebabkan air menjadi keruh sehingga bandeng kesulitan makan dan pertumbuhannya terhambat. Untuk itu, pemberian obat hama harus dilakukan secara tepat waktu untuk mencegah masalah semakin parah.
Raihan sukses Safik tidak lepas dari dukungan pemerintah, khususnya dari Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Melalui pinjaman modal usaha dari LPMUKP, Safik berhasil mengembangkan budidaya bandengnya dari hanya tiga lokasi menjadi belasan tambak yang produktif. Dana tersebut juga digunakan untuk membeli pakan berkualitas tinggi yang memang harganya tidak murah.
“Tidak dapat saya pungkiri bahwa pinjaman dari KKP telah membantu meningkatkan perekonomian,” ujar Safik dengan tulus.
Keberhasilan besar dalam budidaya bandeng ini tidak hanya dirasakan Safik, tetapi juga pembudidaya lain di wilayah Jepara khususnya dari Desa Ujungwatu dan Clering Kecamatan Donorejo. Hal ini menurut Yunan Ardi Bachtiar, Pendamping LPMUKP Kabupaten Jepara, mendorong sinergi dari berbagai pihak untuk semakin mengangkat potensi komoditas ini melalui branding ‘Bandeng Kartini’.
Menjadi inspirasi bagi para pengusaha, kisah ini membuktikan bahwa fokus, tekun, dan dukungan LPMUKP adalah kunci rahasia meraih kesuksesan di bidang budidaya bandeng.