Aceh Timur – Bantuan permodalan, yang diterima Kelompok Budidaya Perikanan Udep Makmur Bersama (Pokdakan UMB), tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan usaha. Lebih dari itu, pokdakan yang memiliki kolam di Kecamatan Peudawa dan Peureulak Barat tersebut, juga mampu mengelola limbah hingga bermanfaat kembali.
Pokdakan Udep Makmur Bersama menerapkan standar dalam mengelola limbah budidaya udang. Caranya, kotoran dibuang melalui instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) untuk proses pengendapan. Endapan bermanfaat sebagai pupuk untuk kebun sawit masyarakat. “Masyarakat dapat mengambilnya secara cuma-cuma,” ujar Ketua Pokdakan UMB Asnawi, Selasa (7/9/2021).
Pengelolaan limbah ramah lingkungan ini ia paparkan langsung di depan Direktur Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LMPUKP) Syarif Syahrial, saat berkunjung ke kolam milik Pokdakan UMB di Alue Bue, Peureulak Barat, Aceh Timur.
Debitur binaan badan layanan umum (BLU) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini, panen perdana udang vanname dengan model budidaya kolam intensif, tanpa pestisida dan mengutamakan sistem simbiotik, serta mengandalkan bakteri dan plankton.
“Alhamdulillah kita bisa merasakan cepat pertumbuhan kita dari kolam-kolam kecil menjadi kolam-kolam besar. Kalau tidak, mungkin kita lambat perkembangannya. Sangat membantu kita dalam permodalan. Saya tahu untungnya udang, makanya saya berani ajukan pinjaman,” ucap Asnawi.
Pinjaman modal digunakan untuk menambah kolam, membuat tandon, saluran-saluran, dan seperangkat sarana prasarana lain di areal seluas 1,5 hektare. Dari dua kolam dengan tebaran 100 ekor permeter persegi saja, mereka mampu panen parsial ketiga dengan hasil tiga ton. Ini dalam kondisi mereka masih mempelajari iklim selama tebaran perdana. Diprediksi, hingga akhir masa panen, mereka bisa mendapatkan minimal 10 ton, dengan keuntungan mencapai 50 persen dari biaya.
Dana dari LPMUKP juga mereka gunakan untuk mempertahankan produktivitas kolam lama yang telah ada sejak 2013. Secara perlahan, kolam lama yang masih tradisional itu, juga akan beralih menggunakan sistem intensif.
Terkait pemasaran, saat ini, Pokdakan UMB telah bekerjasama dengan perusahaan mitra dari Medan, Sumatera Utara. Di samping pasar utama tersebut, mereka juga tetap menyuplai untuk pasar lokal di Aceh Timur dan Takengon.