Maksimal Budidayakan Nila Bisa Dongkrak Pasar Nasional

0
671
views

Usaha pembenihan dan budidaya ikan nila menjadi usaha perikanan yang potensial untuk digeluti masyarakat. Pengelolaan yang maksimal dapat mendongkrak usaha menjadi lebih besar bahkan memenuhi pasar nasional.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas benih yang dihasilkan adalah dengan melakukan sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa pengembangbiakan ikan dilakukan dengan baik, mulai dari manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva/benih.

Sertifikasi CPIB dilakukan terhadap setiap jenis benih ikan dan penerbitannya tidak dikenai biaya. Terkait masa berlakunya dibedakan berdasarkan nilai kelulusan sangat baik, baik, atau cukup. Oleh sebab itu pembenih harus menjaga setiap proses dan hasil produksinya agar sertifikasi bisa terus dimiliki.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui penyuluh perikanan terus mendorong para pembenih mendapatkan sertifikasi CPIB untuk menjaga kualitas benih. Hal ini diyakini meningkatkan kepercayaan pembeli atas benih yang dihasilkan. Dampaknya penjualan akan semakin meningkat yang berkorelasi positif dengan pendapatan yang diperoleh pembenih.

Misalnya Safnelly penyuluh perikanan di Kecamatan Nagari Paninjauan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat yang memacu binaannya untuk melakukan sertifikasi CPIB. Terlebih hampir seluruh masyarakat di sana berprofesi sebagai pembenih nila. “Satu kampung pembenih semua, memang kehidupannya sehari-hari itu. Kalau saya lihat pembenihan menguntungkan, lebih cepat dapatnya,” tutur Safnelly Penyuluh Perikanan.

Tak tanggung, mulai dari ukuran larva ikan nila sudah bisa dijual dengan harga Rp10/ekor. Semakin panjang ukurannya, harganya pun semakin tinggi, yaitu Rp15/ekor untuk 0,5cm, Rp20/ekor untuk 1cm, dan Rp300 untuk 6-7cm.

Produksi benih nila di Nagari Paninjauan terbilang banyak. Dalam kurun waktu satu bulan dihasilkan sekitar 24,5juta ekor larva, 14,7juta ekor benih ukuran 1-3cm, 7,9juta ekor benih ukuran 3-5cm, dan 5juta ekor benih ukuran 5-7cm.

Sementara itu, usaha budidaya nila banyak dijalani masyarakat di Kabupaten Kapahiang, Provinsi Bengkulu karena permintaannya yang tinggi. Secara total, produksinya mencapai puluhan ton per siklus melalui pemanfaatan media Keramba Jaring Apung (KJA).

Nengsi Rulismi, Penyuluh Perikanan Kabupaten Kapahiang menyebut, nila yang dibesarkan melalui KJA memiliki keunggulan dari segi rasa yang lebih enak dan ukurannya lebih gemuk. Hal ini tentunya secara langsung turut mendongkrak harga jual komoditas ini di pasaran.

Melihat peluangnya yang besar, KKP turut mendorong budidaya ikan lokal ini. Melalui ditetapkannya Desa Suru Ilir Kapahiang menjadi kampung budidaya, diharapkan dapat turut mengembalikan kejayaan komoditas nila.

“Untuk mengembangkan usaha, pembudidaya dapat memanfaatkan modal usaha yang difasilitasi oleh KKP melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP),” pungkas Nengsi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here