Lombok Barat – Sebagai bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi, ikan tak pernah kehilangan penggemar untuk diolah menjadi berbagai hidangan lezat yang kaya akan gizi. Meskipun karakternya dikategorikan sebagai pangan yang cepat rusak (perishable food), namun peluang usaha dibidang pengolahan ikan tak kalah menjanjikan.
Usaha pengolahan ikan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui proses pemindangan. Proses yang dilakukan dengan cara perebusan atau pengukusan dengan atau tanpa tekanan tinggi ini bisa menghasilkan cita rasa tertentu dan mengurangi kandungan mikroorganisme yang dapat memengaruhi mutu dan daya simpan produk.
Menjanjikannya peluang usaha pengolahan terutama pindang ikan, kini pelaku usaha yang biasa disebut pemindang ikan mudah temukan di berbagai wilayah di tanah air. Seperti di Kabupaten Lombok Barat, Solehatun (30) misalnya, tingginya permintaan masyarakat memotivasinya menjalankan usaha pemindangan, terutama ikan tongkol.
“Ikan di sini itu banyak sekali, sangat melimpah. Selain itu masyarakat juga senang makan ikan, ikan tongkol apalagi karena bisa dimasak jadi berbagai makanan enak,” ungkap Solehatun.
Pindang ikan tongkol menjadi produk unggulan pengolahan hasil perikanan di Lombok Barat. Olahan pindang ini menjadi incaran banyak konsumen dari berbagai daerah. “Pembeli datang langsung ke tempat kami, ada dari Lombok timur, Lombok tengah, Manta, hingga Praya. Bahkan kalau ikan banyak, rata-rata 500 keranjang yang berisi 8-10 kg bisa habis dibeli mereka dalam sehari, Alhamdulilah,” jelas Solehatun.
Perkembangan usaha diakui Solehatun mulai Ia rasakan sejak mendapatkan pendampingan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lombok Barat terkait usaha pengolahan ikan. Dukungan permodalan juga Ia peroleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) pada tahun 2020.
Dampaknya, usaha yang sebelumnya Solehatun jalankan dengan sistem tradisional lambat laut berubah. Pindang ikan kini diolah dengan memperhatikan prinsip pengolahan yang bersih dan sehat. Dengan melakukan prinsip tersebut, permintaan atas produk pindangnya terus bertambah, bahkan hingga mencapai 1 ton perhari.
Untuk memenuhi tingginya permintaan, saat ini Solehatun dibantu oleh 7 orang pegawai yang semuanya adalah perempuan. Mengenai pemasaran hasil olahan pindangnya, Solehatun tak lagi menjual dengan menawarkan ke konsumen langsung, melainkan banyak dari penjual (reseller) di berbagai wilayah Lombok yang telah menjadi langganan dari produk olahan pindang ikan khas buatannya dengan menjual langsung secara keliling maupun dijual di pasar.
Solehatun adalah satu dari banyak pelaku usaha yang KKP dorong secara aktif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang pengolahan ikan. Ini juga bentuk komitmen KKP untuk terus mengkampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan di masyarakat luas.